SI DIA
Oleh Addina
Dia seorang lelaki yang periang,
Tidak pernah ku lihat dia serius
Mahupun marah,
Dia juga suka membuat lawak,
Membuat aku sentiasa senang,
Pabila melihat dia,
Dia juga suka menyakat hampir semua budak perempuan,
Tidak terkecuali aku,
Terkadang membuatkan aku benci terhadap dia,
Tetapi,
Adakah benci ini ada maksud tersiratnya,
Dia seorang yang aktif dalam sukan,
Segala sukan dia mampu bermain dengan baik,
Aku pelik terhadapnya,
Dia begitu baik terhadap ku,
Sehingga dia memberi harapan kepada ku,
Harapan yang ku inginkan
Tetapi,
Baru ku mengetahui,
Akan kebenarannya,
Yang dia menyukai orang lain,
Bukan aku,
Tapi orang lain,
Sewaktu aku mengetahui akan kebenaran itu,
Hati aku seakan retak,
Retak seribu,
Harapan tinggal harapan,
Selepas itu,
Aku perlu terima hakikat,
Yang kau menyukai orang lain,
Ia bagaikan,
Kaca yang retak dan lebih baik buang dari menjaganya,
Kerna ia menjadi lebih sakit,
Dan kini,
Kau pergi,
Jauh dari aku,
Pergi ke tempat yang terbaik untuk kau,
Dan aku,
Juga pergi ke tempat yang terbaik buat diri ku,
Ku harap suatu hari nanti,
Kita akan bersua kembali,
Moga kau tak lupa,
Segala kenangan yang kau ciptakan,
HATI YANG TERSISA
Oleh Eko Supriyono
Di bayang matamu yang sayu
Tersimpan sejuta rahasia
Penuh misteri
Yang masih belum terjawab
Di garis dahimu
Tersirat banyak pertanyaan
Begitu sesaknya
Sehingga engkau harus tertunduk
Kokoh rahangmu
Menopang saratnya beban persoalan
Begitu kerasnya
Hingga engkau oleng dibuatnya
Mencoba bertahan
Menyatukan tulang-tulang renta
Menjalin kulit-kulit keriput
Menjemput asa yang tlah kusut
Berusaha tetap berdiri
Berpegang pada semangat yang tlah berkarat
Berusaha tetap memberi
Walau yang tersisa tinggal HATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar